Post-Title 2

Description / Caption 2

Post-Title 3

Description / Caption 3

Post-Title 4

Description / Caption 4

Post-Title 5

Description / Caption 5

Pertemuan Persiapan BIAS dan Penjaringan anak Sekolah di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Salatiga

Pada tanggal 24 Agustus 2016 di aula Puskesmas Tegalrejo diadakan pertemuan dalam rangka persiapan penjaringan SD/MI s.d SMA di sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo. Selain persiapan penjaringan juga di bahas mengenai persiapan Bias campak. Dalam rapat ini memang di bahas mengenai penetapan jadwal, persiapan peran masing masing, dan juga mempersiapkan form form yang harus diisi oleh sekolah sebelum penjaringan dilaksanakan. Berikut ini adalah materi yang diberikan oleh Penanggung jawab Bias oleh Yosep Tri Haryatno, AMKep.

Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.

Imunisasi adalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.
Rapat persiapan BIAS dan Penjaringan kesehatan ddengan peserta Guru SD/MI, SMP/ MTS dan SMA di wilayah Puskesmas Tegalrejo

Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:
  1. Campak pada anak kelas I
  2. DT pada anak kelas I
  3. TT pada anak kelas II dan III

Setelah melaksanakan imunisasi campak dalam rangka Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada bulan September. Puskesmas akan kembali memberikan imunisasi DT (Difteri Tetanus) dan TD (Tetanus Toxoid). Dahulu, jenis vaksin yang diberikan adalah TT (Tetanus Toxoid). Tetapi sejak muncul kembali penyakit difteri beberapa tahun lalu, vaksin yang diberikan menjadi DT dan TD untuk mencegah penyakit tetanus serta difteri.

Campak


Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen (Belanda), Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak.

Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru.

Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya.

Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.


DT ( Difteri dan Tetanus )

Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.

Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka

Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).

Difteri : kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus : mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru

Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup.

Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka.

Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru

Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I, TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.

BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
  • Bulan September untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
  • Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III.

BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB).

Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi.
Pelayanan imunisasi di sekolah dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam memotivasi murid dan orangtuanya. Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi akan merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh kekebalan melalui imunisasi tidak dimanfaatkan…..


Apa perbedan antara Vaksin DT dan Td?

Vaksin Difteri Tetanus (DT, D besar T, kecil) dan Vaksin Tetanus difteri (Td, T besar, d kecil) adalah dua jenis vaksin yang berbeda.

Komposisi Dosis
Kandungan dalam Vaksin Difteri Tetanus (DT) memiliki toksoid Difteri yang lebih tinggi yaitu 20 Lf dan kandungan toxoid tetanus murni 7,5 Lf.
Sedangkan Vaksin Td memiliki kandungan toksoid difteri dengan dosis lebih rendah sepersepuluh dari vaksin DT yaitu difteri 2 Lf, sedangkan kandungan toksoid tetanus berjumlah sama 7,5 lf, dengan ukuran tiap dosisnya sama 0,5 ml.

Pengguna
Jika Vaksin DT ditujukan untuk bayi usia 2, 4, 5, dan anak sd/mi baru. sedangkan vaksin Td diberikan sebagai imunisasi ulangan (booster) kepada anakanak usia 7 tahun ke atas. Kenapa vaksin Td harus diberikan ulangan? karena berdasarkan dari penelitian membuktikan adanya penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu, sehingga perlu penguatan pada usia anak. Dengan adanya hal tersebut, pemerintah pada bulan September dan November setiap tahunnya mengadakan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di berbagai sekolah dasar untuk anak yang duduk di kelas 1-3.

Manfaat
Vaksin ini memiliki manfaat untuk memberikan proteksi terhadap penyakit Difteri dan Tetanus. Penyakit Difteri yang biasanya menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan kulit yang terluka. Gejala penyakit difteri biasanya ditandai dengan sakit tekak dan demam secara tibatiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan. Sedangkan penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.

Dengan memberikan vaksin DT dan Td merupakan salah satu upaya preventif untuk pencegahan dan menciptakan kekebalan secara terus menerus untuk penyakit tersebut, sehingga diharapkan dengan pemberian vaksin ini dapat memberikan perlindungan sampai dewasa. Jadi, jika Bunda memberikan vaksin ini merupakan salah satu upaya preventif yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit di lingkungan masyarakat. Semoga dengan informasi ini, mudahmudahan Bunda dapat lebih memahami perbedaan antara Vaksin DT dan Vaksin Td.